Keterampilan Sosial Emosional (KSE)
5 Keterampilan Sosial Emosional yang Perlu Dikembangkan Guru dalam Penerapan Kurikulum Merdeka
Kurikulum operasional sekolah terus mengalami perubahan dari waktu ke waktu seiring perkembangan zaman. Hal ini menjadi sebuah
kebutuhan, mengingat perkembangan zaman yang juga berubah. Kurikulum terus
diadaptasi dan dikembangkan sesuai konten dan karakteristik peserta didik yang
tentunya berbeda antara dulu dan sekarang. Jika kita kembali membaca sejarah,
pergantian kurikulum ini telah beberapa kali terjadi. Kurikulum pertama yang
sekali diterapkan di Indonesia yaitu Kurikulum 1947 dan yang terbaru saat ini
adalah Kurikulum Merdeka.
Pada
Kurikulum Merdeka, kegiatan pembelajaran terpusat pada peserta didik (student centre). Peserta
didik diberi keleluasaan untuk mengeksplorasi potensinya sedangkan pendidik
atau guru berperan sebagai fasilitator. Berubahnya paradigma ini tentu menuntut
guru untuk terus mengembangkan kompetensi yang dimiliki, khususnya dalam
pengembangan keterampilan sosial emosional.
Keterampilan
Sosial Emosional dapat diartikan sebagai keterampilan yang berhubungan dengan
pengetahuan, belajar dan sikap mengenai aspek sosial dan emosional. Adapun
keterampilan sosial emosional (KSE) yang perlu dikembangkan guru dalam
menerapkan kurikulum merdeka yaitu :
1.
Kesadaran diri (Self Awarness)
Self
awareness merupakan sebuah kondisi atau keadaan dimana seseorang
bisa memahami dirinya sendiri dengan sebaik-baiknya, yaitu kesadaran terhadap
pikiran, evaluasi diri, dan perasaan. Seseorang yang mempunyai kesadaran diri
yang baik akan lebih bisa mengatur emosinya dengan mudah. Selain itu, mereka
akan lebih bisa membaca situasi di sekitar dan lebih mudah memahami orang lain
serta mengerti harapan atau ekspektasi orang lain terhadap dirinya (Listyowati,
2008).
Keterampilan Self awarness ini
membantu seseorang dalam memahami kekuatan, kelemahan, dorongan, hingga
nilai-nilai yang ada di dalam dirinya sendiri dan juga orang lain. Terdapat
dua Self awarness; pertama self awarness internal yaitu
bagaimana cara individu memandang dirinya sendiri, mengetahui passion-nya ada dimana,
nilai-nilai yang ia anut dan bagaimana cara individu berperan dalam lingkungan.
Kedua Self awarness
external merupakan cara seseorang melihat bagaimana orang lain
memandang dirinya. Seseorang yang memiliki kesadaran diri eksternal yang tinggi
dimungkinkan memiliki empati yang juga tinggi.
2.
Manajemen diri (Self
Management)
Manajemen
diri adalah kemampuan untuk mengelola emosi, pikiran, dan perilaku diri secara
efektif dalam berbagai situasi untuk mencapai tujuan dan aspirasi. Tanyakan
pada diri apakah selama ini saya mengelola emosi atau dikuasai emosi?
Emosi,
pikiran dan perilaku manusia ketiganya saling terhubung erat, mempengaruhi satu
dengan yang lainnya. Jika emosi sedang menguasai diri, maka salah satu kuncinya
untuk memenej diri adalah mengambil jeda sebentar dari situasi itu. Hentikan
perilaku atau pekerjaan yang membuat diri stres. Ambil “jeda” sejenak untuk
menata pikiran. Hal ini dapat dilakukan dengan cara istirahat, relaksasi,
berwudhu, berdoa mendekatkan diri kepada Tuhan ataupun pergi rekreasi bersama
keluarga.
3.
Kesadaran sosial (Social
awarness)
Kesadaran
sosial adalah kemampuan untuk memahami sudut pandang orang lain dan bagaimana
merasakan apa yang orang lain rasakan, dengan kata lain yaitu empati. Social Awarness ini
penting dimiliki oleh seorang guru, mengingat guru akan bertemu dengan murid,
orang tua, teman sejawat ataupun masyarakat umum lainnya yang memiliki latar
belakang sosial, budaya, ekonomi yang berbeda sehingga hal ini akan
mempengaruhi sudut pandang dan sikap yang berberda atas suatu hal. Jika guru
sudah terlatih bersikap empati terhadap orang-orang disekitarnya, dunia pendidikan
akan semakin indah.
4.
Keterampilan berelasi
Keterampilan
berelasi yaitu keterampilan membangun dan mempertahankan hubungan yang sehat
dan suportif. Keterampilan ini berupa kemampuan menghargai, bersikap jujur,
membangun kepercayaan, berkompromi, memberikan dukungan, pengertian dan
fleksibel. Keterampilan ini dapat terus diasah dengan meningkatkan
kemampuan berkomunikasi efektif dan penuh empati, memahami perspektif orang
lain dari sudut berbeda.
Adapun
teknik komunikasi yang dapat diterapkan untuk mengembangkan keterampilan ini
yaitu teknik 3 C ( Clear,
Confident, Calm). Pertama,
Sampaikan informasi dengan bahasa yang jelas (Clear). Kedua, lakukan dengan penuh percaya diri dan
tanpa ragu-ragu (Confident). Ketiga berbicara
dengan tenang (Calm).
Selain
teknik diatas, ada teknik lainnya juga dapat diaplikasinya dalam
keterampilan berelasi yakni “ I
Statement”. Contoh “ Jika tugas tidak dikumpulkan tepat waktu, ibu
tidak akan memberi nilai” . Dalam teknik “ I Statement” pesan diatas kita jadikan pernyataan
yang positif, seperti “ Ibu sangat senang bila tugas ini dikumpulkan tepat
waktu dan kalian akan mendapatkan nilai yang terbaik”
Komunikasi
yang baik akan memudahkan kita untuk menjaga hubungan, bekerjasama dengan tim,
berkolaborasi, memecahkan masalah, memimpin dan dipimpin.
5.
Kesadaran penuh (Mindfullness)
Kesadaran
penuh (Mindfullness)
adalalah bagaimana seseorang memberikan perhatian dengan sengaja terhadap
kondisi yang terjadi saat ini, penuh penerimaan, pengenalan terhadap semua
pikiran, emosi dan perasaan fisik apapun, memaknai sesuatu dengan kebaikan dan
rasa kebersyukuran. Mindfullness membantu
menerima dan mengatasi pikiran, perasaan, atau sensasi yang menyakitkan atau
mengganggu untuk dimaknai menjadi hal yang positif.
Adapun
manfaat dari mindfulness ini bagi individu yaitu dapat menumbuhkan kesadaran
diri dengan cara menyadari emosi dan pikiran yang dirasakan, membantu
mengendalikan diri, membuat sesorang lebih berempati kepada orang lain dan
membantu individu untuk membangun relasi yang lebih baik sehingga dapat membuat
keputusan yang bijak untuk kepentingan orang banyak.

Komentar
Posting Komentar